Materi III : Pancasila sebagai Ideologi

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka | Pengertian, Nilai-nilai, Dimensi dan Ciri-ciri

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka – Seperti kita ketahui, budaya masyarakat Indonesia dalam mencapai kata sepakat ditentukan melalui musyawarah dan kosensus dari masyarakat. Oleh karena itu, bentuk dari proses pemikiran dari suatu masyarakat terbuka menjadi suatu dasar kepribadian bangsa Indonesia sekaligus sebagai bagian dari konsep perumusan Pancasila sebagai dasar negara.
Sistem pemikiran yang terbuka ini yang kemudian disebut dengan ideologi terbuka. Ideologi terbuka sangat bertolak belakang dengan ideologi tertutup. Pada ideologi tertutup cita-cita merupakan sekelompok orang saja, dipaksakan, bersifat totaliter, pluralisme pandangan dan kebudayaan serta hak asasi ditiadakan. Isi ideologi tertutup tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi juga menuntut konkret dan operasional yang kurang mutlak.

    Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

    Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
    cahyopriyopurnomo.wordpress.com
    Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Maksudnya adalah bahwa ideologi Pancasila memiliki sifat aktual dinamis antisipatif yang senantiasa dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
    Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkret, sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta zaman.
    Dalam ideologi terbuka, terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang mendasar yang bersifat tetap. Dengan demikian, penjabaran ideologi dilaksanakan dengan interpretasi yang kritis dan rasional. Sebagai salah satu contoh keterbukaan ideologi Pancasila adalah dalam kaitannya dengan ekonomi (misalnya ekonomi kerakyatan), demikian pula dalam kaitannya dengan pendidikan, hukum, kebudayaan, iptek, hankam, dan bidang lainnya.

    Nilai-nilai Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

    Nilai-nilai Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
    rapoes.wordpress.com
    Berdasarkan ciri-ciri ideologi terbuka tersebut di atas, nilai-nilai yang terkadung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut.

    a. Nilai Dasar

    Yaitu hakikat kelima sila Pancasila yang meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan, kemanusiaan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang bauk dan benar. Nilai dasar ideologi tersebut tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
    Oleh karena Pembukaan UUD 1945 memuat nilai-nilai dasar ideologi Pancasila, maka pembukaan UUD 1945 merupakan suatu norma dasar yang merupakan tertib hukum tertinggi, sebagai sumber hukum positif sehingga dalam negara memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.
    Sebagai ideologi terbuka nilai dasar inilah yang bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara sehingga engubah Pembukaan Pembukaan UUD 1945 yang memuat nilai dasar Pancasila tersebut sama halnya dengan pembubaran negara. Adapun nilai dasar tersebut kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945 yang di dalamnya terkandung lembaga-lembaga penyelenggara negara, hubungan antar lembaga penyelenggara negara beserta tugas dan wewenangnya.

    b. Nilai Instrumental

    Yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran, serta lembaga pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan eksplisitasi, penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.

    c. Nilai Praksis

    Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam realisasi praksis inilah penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi) sesuai perkembangan zaman, ilmu pengetahuan serta aspirasi masyarakat.

    Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

    Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
    lahiya.com
    Pancasila sebagai ideologi terbuka merupakan cerminan bangsa Indonesia yang senantiasa terbuka dalam setiap dimensi kehidupan. Menurut Dr. Alfian, kekuatan ideologi tergantung pada tiga dimensi yang dikandungnya, yaitu sebagai berikut.

    1. Dimensi Realita

    Perkembangan aspirasi dan pemikiran masyarakat Indonesia dalam mewujudkan cita-citanya untuk hidup berbangsa dan bernegara secara nyata dan hidup dalam masyarakat atau bangsanya. Misalnya, munculnya ideologi Pancasila pertama kali hingga kini.

    2. Dimensi Fleksibilitas

    Pancasila mempunyai sifat keluesan, dalam menjawab tantangan zaman di masa kini maupun menghadapi masa depan tanpa harus kehilangan kepribadian dan arah tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara.

    3. Dimensi Idealisme

    Keterbukaan untuk menerima kemajuan zaman yang lebih baik yang sesuai dengan nilai-nilai Idealisme. Pancasila tumbuh seiring dengan gerak perkembangan bangsa melalui perwujudan dan pengamalan di kehidupan sehari-hari.

    Ciri-ciri Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup

    Ciri-ciri Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup
    kitanesia.id
    Ada beberapa poin ciri yang membedakan antara ideologi terbuka dengan ideologi tertutup, yaitu.

    Ideologi terbuka

    • Nilai dan cita-cita sudah hidup dalam masyarakat
    • Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat
    • Milik seluruh rakyat sekaligus menjiwai ke dalam kepribadian masyarakat.
    • Isinya tidak operasional, kecuali diwujudkan dalam konstitusi.
    • Dinamis dan reformis

    Ideologi tertutup

    • Nilai dan cita-cita sekelompok orang yang mendasari niat dan tujuan kelompoknya
    • harus ada yang dikorbankan demi ideologi sekelompok orang
    • Loyalitas ideologi yang kaku
    • Terdiri atas tuntutan yang nyata dan oreasional yang diajukan mutlak
    • Ketaatan yang mutlak, bahkan kadang menggunakan kekuatan dan kekuasaan.
    Suatu ideologi memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa cita-cita, pemikiran-pemikiran, serta nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus memiliki norma yang jelas karena ideologi harus mampu direalisasikan dalam kehidupan praksis yang merupakan suatu aktualisasi secara konkret. Oleh karena itu, Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki 3 dimensi seperti yang telah diuraikan sebelumnya di atas.

    Sikap Positif terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

    Sikap Positif terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
    bujang.net
    Dalam rangka mewujudkan masyarakat modern yang tetap berkepribadian Indonesia, dengan menjadikan tata nilai moral pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu sebagai berikut.
    1. Pancasila sebagai pandangan hidup, yaitu kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki bangsa dan diyakini kebenarannya sehingga menimbulkan tekad untuk mewujudkan dalam bentuk sikap dan tingkah laku dalam perbuatan sehari-hari.
    2. Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, yaitu Pancasila sebagai cerminan jati diri yang memberi corak yang khas pada bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain.
    3. Pancasila adalah perjanjian luhur pendiri bangsa, yaitu Pancasila merupakan suatu kesepakatan yang disetujui oleh wakil-wakil bangsa Indonesia menjelang dan sesudah proklamasi kemerdekaan.
    4. Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, yaitu Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan bangsa Indonesia karena mengandung norma dan nilai yang diyakini benar, adil, bijaksana sesuai dengan bangsa Indonesia.
    5. Pancasila sebagai unsur ketahanan bangsa, yaitu keberadaan suatu ideologi baik keluar maupun ke dalam, ialah untuk ketahanan bangsa itu sendiri. Bangsa yang kuat merupakan bangsa yang memiliki keyakinan ideologinya yang kuat.
    6. Pancasila merupakan paradigma pembangunan, yakni nilai-nilai dasar yang ada dalam Pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolak ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia

    Contoh Sikap Positif terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

    Contoh Sikap Positif terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
    muttaqin.id
    Pancasila sebagai dasar filsafah negara, pandangan hidup bangsa, serta ideologi bangsa dan negara, bukanlah hanya merupakan rangkaian kata-kata yang indah, tetapi juga harus diwujudkan dan diaktualisasikan dalam berbagai bidang dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam, yaitu aktualisasi objektif dan subjektif.
    Aktualisasi Pancasila secara objektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai hal dan bidang kehidupan negara yang meliputi kelembagaan negara antara lain legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya seperti politik, ekonomi, hukum, pertahanan keamanan, dan pendidikan.
    Adapun pengaktualisasian Pancasila sebagai subjektif adalah aktualisasi Pancasila dalam setiap individu terutama dalam aspek moral yang berkaitan dengan hidup negara dan masyarakat. Aktualisasi yang subjektif tersebut baik warga negara bisa, aparat penyelenggara negara, maupun penguasa negara perlu mawas diri agar memiliki oral Ketuhanan dan kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila

    1. Mewujudkan kehidupan beriman dan bertakwa

    Beriman dan bertakwa perlu kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Beriman dan bertakwa kita laksanakan dengan tindakan nyata, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
    Perwujudan sikap beriman dan bertakwa di dalam keluarga antara lain rajin dan taat beribadah; mendengarkan nasihat orang tua untuk selalu menaati ajaran agama; memberi teladan sebagai umat beragama yang shalih; berupaya menciptakan suasana keluarga yang tentram dan damai; membina sikap jujur, adil, sabar, dan murah hati. Sedangkan perwujudan dalam sekolah antara lain; waktu belajar ataupun kegiatan lainnya dimulai dan diakhiri dengan berdoa, menunjukkan teladan bagaimana hidup yang baik sebagai orang beragama; menghargai guru dan mematuhi tata tertib di sekolah; membina sikap peduli sesama teman; bersikap jujur, tekun, dan mau menolong tanpa pamrih.
    Sementara perwujudan sikap beriman dan bertakwa dalam masyarakat antara lain menciptakan suasana yang damai menjamin penghayatan hidup beragama; membantu warga yang terkena musibah, turut berperan aktif dalam perayaan hari besar agama, membina sikap hormat-menghormati, tolong menolong, gotong royong, dan silaturrahmi, berpartisipasi membangun rumah ibadah.

    2. Tenggang rasa dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara

    Tenggang rasa dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara
    twibbon.com
    Hidup bermasyarakat akan berjalan lancar apabila terbina kerukunan di antara sesam warganya. Demi terciptanya kerukunan itu harus ada sikap saling menghargai di antara sesam warga. Berarti tenggang rasa berperan penting agar hidup bermasyarakat berlangsung harmonis.
    Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, dengan beragam agama serta kepercayaan, tradisi dan budaya. Di tengah keberagaman itu, tumbuh kesadaran betapa pentingnya persatuan dan kesatuan. Tergalangnya persatuan dan kesatuan sangat ditentukan oleh kepribadian warga negaranya. Melalui tenggang rasa kita menyelaraskan pandangan dan sikap kita dengan sesama warga negara. Dengan cara demikian maka diperoleh kesamaan sikap dan kebulatan tekad untuk mencapai tujuan negara, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.

    3. Rela berkorban dalam kehidupan masyarakat

    Rela berkorban terbukti memberikan sumbangan berharga bagi perjuangan bangsa ini. Rakyat dari berbagai kalangan berani mengorbankan harta benda bahkan nyawa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
    Rela berkorban sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan bernegara, kita hendaknya rela mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan umum.

    4. Suka bermusyawarah

    Bangsa Indonesia mempunyai cara yang khas untuk menyelesaikan masalah bersama yang dinamakan musyawarah untuk mufakat. Cara penyelesaian masalah itu sesuai dengan kepribadian kita sebagai bangsa Indonesia.
    Sebagai bangsa Indonesia, kita menjunjung tinggi persamaan derajat manusia. Oleh karena itu, pendapat setiap orang perlu kita hargai. Sebaliknya orang lain pun menghargai pendapat kita.

    5. Bekerja keras

    Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling istimewa. Manusia dianugerahi akal budi dan berbagai kemampuan lainnya. Keistimewaan itu harus diterima manusia dengan tanggung jawab. Artinya, manusia harus memanfaatkan kemampuannya untuk membangun dunia dengan cara bekerja keras,
    Melalui kerja keras, manusia memperlihatkan keluhuran martabatnya sebagai ciptaan Tuhan. Sudah kalian bekerja keras?

    Sumber:
    • Chotib dkk. 2006. Kewarganegaraan 3 Menuju Masyarakat Madani SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira
    • Mochlisin. 2007. Kewarganegaraan Untuk SMP. Jakarta: Penerbit Interplus
    • Abdulkarim, Aim. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas XII SMA. Bandung: Grafindo Media Pratama
    • https://sijai.com/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/

    Komentar